ketika matahari memilih sembunyi
berlindung dibalik tebalnya kabut
tak sedikitpun tunjukkan dirinya
pun segaris cahayanya tak terbagi tukmu
mampukah dirimu tuk tidak menangis?
ketika rembulan memilih menyepi
berselimut di balik pekat awan
tak secercah pun sinarnya ada
pun separuh wajahnya tak nampak
mampukah dirimu tuk tidak menangis?
ketika bintang memilih sendiri
redupkan sinarnya nun disana
tak berbagi kepada langit bumimu
pun rasinya tak terlihat
mampukah dirimu tuk tidak menangis?
ketika angin memilih berhenti
tertahan dibalik punggung gunung
tak sedikitpun desirnya berlalu
pun semilir hembusnya tak belai dirimu
mampukah dirimu tuk tidak menangis?
ketika hujan memilih menjauh
sembunyi dibalik mendung
tak setitikpun airnya menetes
pun gerimisnya tiada
mampukah dirimu tuk tidak menangis?
ketika embun memilih diam
mengering di ujung daun
tak setetes tersisa
pun sejuknya hilang menguap
mampukah dirimu tuk tidak menangis?
melepas pandang nun jauh, mencari bintang di balik kabut. bolehlah ia menjadi kisah, yang kututurkan lewat kataku. "a light of miracle"
Subscribe to:
Post Comments (Atom)
Kunjungan Abang
Kepergian orang yang kau sayang senantiasa menyisakan duka meski kau tahu bahwa memang seperti itulah adanya. Dia harus pergi tanpa dapat di...
-
Sebenarnya aku ingin tegar laksana karang yang tak goyah meski di terpa ombak setiap detik, namun kembali niatku itu runtuh hari ini, sore t...
-
senin 2 Juli Pukul 8 tepat aku di simpul. Duduk di tempat biasa Nash duduk. Melakoni aktivitas yang sabtu kemarin masih dia lakoni. Hari per...
1 comment:
puisinya bagus banget .. aku lg nge blank niy
Keknya Asya lagi jalanin LDR yah :) .. yang sabar yah nduk :D
Post a Comment