lepaslah segala harapan
demi menjaga hati
dari kecewa dan sakit
yang kadang tertoreh
karena kecewaku
melepas pandang nun jauh, mencari bintang di balik kabut. bolehlah ia menjadi kisah, yang kututurkan lewat kataku. "a light of miracle"
Wednesday, January 31, 2007
Monday, January 22, 2007
mataharikU
maka hari ini adalah puncak
dari semua penantian yang pernah kulakoni
adalah penantian terpanjang saat ini
menunggumu kembali terbit
dari balik awan
di timur gunung itu
detik-detik jelas terasa
betapa
hari ini sangat panjang
betapa waktu ini sangat lama
dalam penantianku
menunggu terbitmu
menanti senyummu
matahariku
dari semua penantian yang pernah kulakoni
adalah penantian terpanjang saat ini
menunggumu kembali terbit
dari balik awan
di timur gunung itu
detik-detik jelas terasa
betapa
hari ini sangat panjang
betapa waktu ini sangat lama
dalam penantianku
menunggu terbitmu
menanti senyummu
matahariku
biarkaN pintU terbukA
ingiN pulanG
jika kutemukan jalan itu
kan kususuri kembali
menitinya langkah demi langkah
tuk kembali kepadanya
di sisi orang2 yang sayang padaku
jika kutemukan jalan itu
kan kususuri lagi
tuk kembali kepadanya
bertemu, tertawa bersama
jadi tak perlu kumenerawang seperti ini
menitinya langkah demi langkah
tuk kembali kepadanya
di sisi orang2 yang sayang padaku
jika kutemukan jalan itu
kan kususuri lagi
tuk kembali kepadanya
bertemu, tertawa bersama
jadi tak perlu kumenerawang seperti ini
aku ingin pulang
aku ingin pulang
duduk bersamamu
mendengar lagumu
Tuesday, January 16, 2007
usaH kaU larA
usah kau lara
ingin kubisikkan kalimat itu
demi mendengar problemamu
yang tak henti guncang hidupmu
mungkin bisa memberimu sedikit asa
mungkin bisa membuatmu tegar
usah kau lara
ingin kubagi kalimat itu
sembari ulurkan tangan
tuk bimbing langkah olengmu
mungkin bisa sempurnakan berdirimu
mungkin bisa arahkan jalanmu
usah kau lara
ingin kulihat lagi senyum di bibirmu
mendengar kalimat2 ceriamu
mungkinkah aku bisa?
mungkihkan engkau bisa?
buat seorang teman "don't be sad, honey!"
ingin kubisikkan kalimat itu
demi mendengar problemamu
yang tak henti guncang hidupmu
mungkin bisa memberimu sedikit asa
mungkin bisa membuatmu tegar
usah kau lara
ingin kubagi kalimat itu
sembari ulurkan tangan
tuk bimbing langkah olengmu
mungkin bisa sempurnakan berdirimu
mungkin bisa arahkan jalanmu
usah kau lara
ingin kulihat lagi senyum di bibirmu
mendengar kalimat2 ceriamu
mungkinkah aku bisa?
mungkihkan engkau bisa?
buat seorang teman "don't be sad, honey!"
mY alL
dia saudara sepupuku. dia bukan satu2 nya saudara sepupuku. masih banyak saudara sepupu yang lain dari pihak ayah dan ibu, tapi dia menjadi istimewa bagi aku. berbeda dari saudara sepupu yang lain
aku menyebutnya my all kadang2 aku menyapanya sin singkatan dari cousin. aku dekat banget dengannya. ketika masih di watampone, kami tidak terpisahkan.
dimana ada aku, disitu ada dia. pernah aku menolak tawaran kerja hanya karena kantor itu cuma butuh satu pegawai baru. kantor itu ga bisa nerima aku dan “sin”
tapi seiring waktu, kami pun terpisah. kami jarang bertemu sekarang, karena sudah sama2 sibuk, tapi jika ada waktu luang bergantian kami saling mengunjungi.
minggu ketiga desember tahun lalu, dia kunjungi aku. kami ngobrol, makan, belanja, pendeknya melakukan hal2 yang menyenangkan. dalam perjalanan pulang dari tempatku, sore harinya, dia mengalami kecelakaan. waktu itu dia sempat sms, katanya sekitar 10 menit lagi dia tiba di rumahnya. tapi ternyata dia malah tiba di rumah sakit setelah sebelumnya tabrakan dengan pengendara sepeda motor lainnya. menurut keterangan saksi, sepupuku yang nabrak orang, laju motor sepupuku kenceng banget. aku percaya hal itu, karena aku tau banget dia suka ngebut.
hari itu juga, selepas magrib, aku ke watampone. aku mendapati dia terbaring tak sadarkan diri di rumah sakit. jam tiga dinihari aku bicara dengan dia. aku senang dia telah sadar. setelah bicara beberapa kalimat, aku putuskan pulang pagi harinya, karena aku harus masuk kerja. pada pertemuan berikutnya saat lebaran aku baru tau bahwa sebenarnya jam tiga dinihari itu dia belum sadar. dia tidak tau kalo aku datang malam itu ke rumah sakit. dia baru tau setelah aku ceritakan semuanya.
alhamdulillah sekarang dia mulai membaik. walau sakit di kepalanya belum pulih, tapi dia sudah bisa duduk. dia memintaku pulang. dia memintaku ada di watampone bersamanya, karena dia pengen diantar ke kantornya. setelah kejadian itu dia trauma membawa motor. mendengar suara motor ngebut saja dia spontan bergidik.
aku sedih setelah mendengar permintaannya. disaat dia membutuhkan aku, aku tidak bisa berada disampingnya. karena saat yang sama, aku pun harus melaksanakan tanggung jawabku di tempat kerja. sin, maafkan aku.
aku menyebutnya my all kadang2 aku menyapanya sin singkatan dari cousin. aku dekat banget dengannya. ketika masih di watampone, kami tidak terpisahkan.
dimana ada aku, disitu ada dia. pernah aku menolak tawaran kerja hanya karena kantor itu cuma butuh satu pegawai baru. kantor itu ga bisa nerima aku dan “sin”
tapi seiring waktu, kami pun terpisah. kami jarang bertemu sekarang, karena sudah sama2 sibuk, tapi jika ada waktu luang bergantian kami saling mengunjungi.
minggu ketiga desember tahun lalu, dia kunjungi aku. kami ngobrol, makan, belanja, pendeknya melakukan hal2 yang menyenangkan. dalam perjalanan pulang dari tempatku, sore harinya, dia mengalami kecelakaan. waktu itu dia sempat sms, katanya sekitar 10 menit lagi dia tiba di rumahnya. tapi ternyata dia malah tiba di rumah sakit setelah sebelumnya tabrakan dengan pengendara sepeda motor lainnya. menurut keterangan saksi, sepupuku yang nabrak orang, laju motor sepupuku kenceng banget. aku percaya hal itu, karena aku tau banget dia suka ngebut.
hari itu juga, selepas magrib, aku ke watampone. aku mendapati dia terbaring tak sadarkan diri di rumah sakit. jam tiga dinihari aku bicara dengan dia. aku senang dia telah sadar. setelah bicara beberapa kalimat, aku putuskan pulang pagi harinya, karena aku harus masuk kerja. pada pertemuan berikutnya saat lebaran aku baru tau bahwa sebenarnya jam tiga dinihari itu dia belum sadar. dia tidak tau kalo aku datang malam itu ke rumah sakit. dia baru tau setelah aku ceritakan semuanya.
alhamdulillah sekarang dia mulai membaik. walau sakit di kepalanya belum pulih, tapi dia sudah bisa duduk. dia memintaku pulang. dia memintaku ada di watampone bersamanya, karena dia pengen diantar ke kantornya. setelah kejadian itu dia trauma membawa motor. mendengar suara motor ngebut saja dia spontan bergidik.
aku sedih setelah mendengar permintaannya. disaat dia membutuhkan aku, aku tidak bisa berada disampingnya. karena saat yang sama, aku pun harus melaksanakan tanggung jawabku di tempat kerja. sin, maafkan aku.
masih banyak saudara sepupu kami yang lain, yang tinggal satu kota dengannya namun dia tetap meminta aku yang menemaninya. duh sin, aku benar2 minta maaf. weekend besok insya allah aku main ke tempatmu.
Tuesday, January 09, 2007
masihkaH
mungkinkah ia ada ketika hati ini mendamba
akankah dia tiba saat rindu ini mendera
berbilang hari aku menunggu
ketika sebaris kalimat kulayangkan
sekedar bertanya kabar
tiada layanan sebagai jawab
membuat aku terpaku, terpekur dalam tanya
ada apa
kenapa
masihkah bunga ini kau damba
masihkan cinta ini kau puja
masihkan diri ini kau rindu
akankah dia tiba saat rindu ini mendera
berbilang hari aku menunggu
ketika sebaris kalimat kulayangkan
sekedar bertanya kabar
tiada layanan sebagai jawab
membuat aku terpaku, terpekur dalam tanya
ada apa
kenapa
masihkah bunga ini kau damba
masihkan cinta ini kau puja
masihkan diri ini kau rindu
Monday, January 08, 2007
pagI inI di BRI
tiga setengah jam aku berada di sana.
satu setengah jam aku gunakan membereskan urusanku.
selebihnya aku gunakan tuk mengawasi mereka.
awalnya aku duduk di kursi depan, tapi kemudian aku pindah ke deretan belakang. aku ingin puas mengawasi mereka. mengawasi langkah yang tertatih, muka yang arif, senyum yang bijak, dan kesabaran yang tergambar jelas di muka-muka renta namun masih cerah.
aku berdoa semoga tidak ada yang memprotes keberadaanku yang mungkin paling lama di deretan kursi itu. kendati seperti orang bingung, ntah menunggu apa, tapi aku tetap bertahan. melihat mereka, mengingatkan aku akan wajah arif ayah ibuku. damai rasanya memandang muka2 itu.
ramah dan bersahabat. seorang ibu menyapaku, menjadi teman ngobrol saat dia ngantri menunggu namanya disebut. tanpa malu-malu aku bersandar di bahunya. mengelus-elus lengannya. ya, aku mencari kehangatan seorang bunda di sana. sayang semua itu tidak berlangsung lama, karena tiba2 namanya disebut. dengan senyum teduhnya dia beranjak meninggalkan aku.
diam-diam mataku basah. ibu, jika saja aku masih memilikimu. ayah jika saja aku masih bersamamu.
mereka masih berdatangan, mereka masih juga ngantri di kursi tunggu, namun aku harus beranjak. aku harus masuk kerja. kendati seperti tak rela melangkah, namun aku pergi juga.
(mereka adalah pensiunan/janda pensiun yang menerima tunjangan di bri) dan setiap mengingatmu, kuhanya bisa titikkan air mata
sekedar basahi hatiku yang gersang
yang rindu akan belaimu
namun kusadar, ta mungkin lagi ku jumpa dirimu
ketika aku pulang nanti ke rumah
ayah bunda, selaksa rindu bebani hatiku!
satu setengah jam aku gunakan membereskan urusanku.
selebihnya aku gunakan tuk mengawasi mereka.
awalnya aku duduk di kursi depan, tapi kemudian aku pindah ke deretan belakang. aku ingin puas mengawasi mereka. mengawasi langkah yang tertatih, muka yang arif, senyum yang bijak, dan kesabaran yang tergambar jelas di muka-muka renta namun masih cerah.
aku berdoa semoga tidak ada yang memprotes keberadaanku yang mungkin paling lama di deretan kursi itu. kendati seperti orang bingung, ntah menunggu apa, tapi aku tetap bertahan. melihat mereka, mengingatkan aku akan wajah arif ayah ibuku. damai rasanya memandang muka2 itu.
ramah dan bersahabat. seorang ibu menyapaku, menjadi teman ngobrol saat dia ngantri menunggu namanya disebut. tanpa malu-malu aku bersandar di bahunya. mengelus-elus lengannya. ya, aku mencari kehangatan seorang bunda di sana. sayang semua itu tidak berlangsung lama, karena tiba2 namanya disebut. dengan senyum teduhnya dia beranjak meninggalkan aku.
diam-diam mataku basah. ibu, jika saja aku masih memilikimu. ayah jika saja aku masih bersamamu.
mereka masih berdatangan, mereka masih juga ngantri di kursi tunggu, namun aku harus beranjak. aku harus masuk kerja. kendati seperti tak rela melangkah, namun aku pergi juga.
(mereka adalah pensiunan/janda pensiun yang menerima tunjangan di bri) dan setiap mengingatmu, kuhanya bisa titikkan air mata
sekedar basahi hatiku yang gersang
yang rindu akan belaimu
namun kusadar, ta mungkin lagi ku jumpa dirimu
ketika aku pulang nanti ke rumah
ayah bunda, selaksa rindu bebani hatiku!
Tuesday, January 02, 2007
hepI nyU yeA
alhamdulillah
rasa syukur yang tak terhingga, teruntuk kepadamu sang pencipta
atas karunia, izin, kesehatan yang memadai sehingga hamba masih dapat memasuki tahun 2007.
doa,
seperti kemarin insya allah tetap hamba lafazkan untuk mendapat petunjuk dan bimbinganmu menjalani kehidupan di tahun 2007.
harapan
selalu ada di dada hamba untuk menjadi motivasi untuk menjadi pendorong langkah ke depan.
rasa syukur yang tak terhingga, teruntuk kepadamu sang pencipta
atas karunia, izin, kesehatan yang memadai sehingga hamba masih dapat memasuki tahun 2007.
doa,
seperti kemarin insya allah tetap hamba lafazkan untuk mendapat petunjuk dan bimbinganmu menjalani kehidupan di tahun 2007.
harapan
selalu ada di dada hamba untuk menjadi motivasi untuk menjadi pendorong langkah ke depan.
Subscribe to:
Posts (Atom)
Kunjungan Abang
Kepergian orang yang kau sayang senantiasa menyisakan duka meski kau tahu bahwa memang seperti itulah adanya. Dia harus pergi tanpa dapat di...
-
Sebenarnya aku ingin tegar laksana karang yang tak goyah meski di terpa ombak setiap detik, namun kembali niatku itu runtuh hari ini, sore t...
-
senin 2 Juli Pukul 8 tepat aku di simpul. Duduk di tempat biasa Nash duduk. Melakoni aktivitas yang sabtu kemarin masih dia lakoni. Hari per...