'kau disini?'
'untuk apa?'
'aku melihat ada mendung, lalu kudengar gemuruh di hatimu,
aku ingin memastikan apakah hujan akan turun?
ada apa?'
'mengapa tak kau biarkan angin membawa mendung itu?
pipimu telah terlalu lembab oleh air.
sudahlah, biarkan angin terbangkan semua mega itu!'
'tidak ada apa-apa
tidak ada gemuruh disini, apalagi mendung
lihatlah, aku begitu cerah, seperti langit biru itu.
tidak akan ada hujan.'
muram....
namun dia selalu begitu, angkuh.
sedikitpun tak akan mengakui hatinya yang bergemuruh.
kendati mendungnya kian tebal
hujannya tak bakal turun, jika aku masih di depannya.
'pulanglah! aku baik2 saja'
'tapi gemuruh itu? dan mendung itu?'
'tak akan ada hujan. tidak akan kubiarkan hujan
biarlah gemuruh itu guruh terus.
aku akan baik2 saja.'
dan aku pulang
kendati gemuruh itu kian menggelegar.
(kadang kepedulian kita bukan apa2 bagi orang lain, malah tidak diharapkan sama sekali)
melepas pandang nun jauh, mencari bintang di balik kabut. bolehlah ia menjadi kisah, yang kututurkan lewat kataku. "a light of miracle"
Subscribe to:
Post Comments (Atom)
Kunjungan Abang
Kepergian orang yang kau sayang senantiasa menyisakan duka meski kau tahu bahwa memang seperti itulah adanya. Dia harus pergi tanpa dapat di...
-
Sebenarnya aku ingin tegar laksana karang yang tak goyah meski di terpa ombak setiap detik, namun kembali niatku itu runtuh hari ini, sore t...
-
senin 2 Juli Pukul 8 tepat aku di simpul. Duduk di tempat biasa Nash duduk. Melakoni aktivitas yang sabtu kemarin masih dia lakoni. Hari per...
No comments:
Post a Comment