Alhamdulillah, akhirnya aku bisa bernafas lega. Akhirnya aku bisa menyampaikan keputusanku atau tepatnya penolakanku padanya. Setelah sebelumnya sengaja mengulur waktu sehari dengan alasan sangat capek.
Memang sich ada rasa ga enak sama dia apalagi dia juga temen sendiri. Tapi demi Allah aku ga bisa lagi menghadapi pengadilan hati yang pasti akan mengadili aku habis2an (seperti sebelumnya), jika aku tidak menolak.
Setelah memberikan penjelasan panjang lebar, akhirnya dia bisa mengerti. Bisa kumengerti juga jika dia kesal sama aku. Apalagi dia harus nunggu semalam untuk ketemu aku, dan setelah semalam itu, aku malah menolak.
Yap akhirnya aku bisa tegas. Memang dari dulu juga mau nolak segala permintaan dia atau siapapun tapi.... kenapa dulu aku tidak mampu bicara? Dulu aku hanya merasa dongkol, bekerja dengan setengah hati. Atau kalau pun aku bisa larut dalam pekerjaan, maka berikutnya aku menyesal. Trus malamnya ga bisa tidur, merasa bersalah, berdosa.
Aku tidak mau ilmu yang aku punya aku salahgunakan. Walaupun dia meminta kepadaku diawali dengan kata TOLONG..!
Maafkan jika aku tidak bisa menolong kamu lagi. Untuk hal-hal tertentu aku akan menolak, bukan pada hari ini saja, tapi juga besok dan besok. Namun jika kau minta tolong untuk hal baik, benar dan halal, Insya Allah aku akan menolongmu.
melepas pandang nun jauh, mencari bintang di balik kabut. bolehlah ia menjadi kisah, yang kututurkan lewat kataku. "a light of miracle"
Thursday, July 17, 2008
Subscribe to:
Post Comments (Atom)
Kunjungan Abang
Kepergian orang yang kau sayang senantiasa menyisakan duka meski kau tahu bahwa memang seperti itulah adanya. Dia harus pergi tanpa dapat di...
-
Sebenarnya aku ingin tegar laksana karang yang tak goyah meski di terpa ombak setiap detik, namun kembali niatku itu runtuh hari ini, sore t...
-
senin 2 Juli Pukul 8 tepat aku di simpul. Duduk di tempat biasa Nash duduk. Melakoni aktivitas yang sabtu kemarin masih dia lakoni. Hari per...
No comments:
Post a Comment