Duduk termangu, tanpa sepatah kata kau ucap. Hanya nafasmu yang kudengar, begitu berat seakan tertindih berton-ton batu.
Tergoda aku tuk menyapamu. Bertanya akan beban yang menindihmu. Tapi tak kutemukan celah di bibirmu yang bisa memberiku jawaban.
Aku ikut diam. Mencoba menjadi teman yang terbaik di sepi yang kau ingin. Kucoba mendengar suara hatimu yang (berusaha) kusimak lewat resahmu, nafasmu, gerakmu dan sorot matamu yang tidak seperti biasa. Aku paham, kau ada ada masalah.
Aku ingin menjadi yang paling mengerti dirimu
Aku ingin menjadi yang paling dekat denganmu
Aku ingin menjadi yang paling dibutuhkan olehmu
(seperti aku yang selalu membutuhkanmu)
Aku ingin menjadi milikmu
Tapi bagaimana aku bisa ungkapkan semua?
Urung....!
Terkulai lenganku yang tadinya hendak menyentuhmu. Kembali kupangku tanganku, menunggu suara yang ingin sekali ku dengar darimu. Tapi kau tetap diam.
Terpikir untuk memecah diam kita. Ingin ku katakan, aku pun merasakan resahmu.
Tapi...................
melepas pandang nun jauh, mencari bintang di balik kabut. bolehlah ia menjadi kisah, yang kututurkan lewat kataku. "a light of miracle"
Thursday, November 20, 2008
Subscribe to:
Post Comments (Atom)
Kunjungan Abang
Kepergian orang yang kau sayang senantiasa menyisakan duka meski kau tahu bahwa memang seperti itulah adanya. Dia harus pergi tanpa dapat di...
-
Sebenarnya aku ingin tegar laksana karang yang tak goyah meski di terpa ombak setiap detik, namun kembali niatku itu runtuh hari ini, sore t...
-
senin 2 Juli Pukul 8 tepat aku di simpul. Duduk di tempat biasa Nash duduk. Melakoni aktivitas yang sabtu kemarin masih dia lakoni. Hari per...
1 comment:
salut....
Post a Comment