terkulai kepalanya
mata tak bersinar sebagai mana biasa
ada bias kecewa tergambar disana
sangat berat
membenarkan posisi duduk
mencoba menegakkan kepala yang terkulai lemas
mencoba menarik nafas lagi dan mengeluarkannya pelan2
mencoba meraih “tabah” yang selama ini mendukungnya
membuatnya masih mampu berjalan dan tersenyum hingga hari ini
setelah hari2 yang berat dan sadis kemarin.
di depannya lagi, kini
hari2 tak bersahabat itu
hampir saja membuatnya berurai air mata
hamper saja menjadi belati yang menyayat hati
tapi dia ingat
bukankah dia telah sangat terbiasa dengan kekecewaan?
bukankah hatinya tak lagi berbentuk karena telah berkali-kali dihempas?
tak peduli apa yang terjadi
tak peduli sakit serupa apa
tak ada lagi rasa disini
sepagi ini aku merasa kecewa…?
tidak, tidak akan kubiarkan rasa itu hinggap disini
di hatiku yang tak berbentuk