melepas pandang nun jauh, mencari bintang di balik kabut. bolehlah ia menjadi kisah, yang kututurkan lewat kataku. "a light of miracle"
Monday, April 20, 2009
(taK relA) melepasmU
erat pelukmu belenggu jiwaku
aku tak pernah rela melepasmu
biarlah raga kita jauh, asal jiwa selalu menyatu
love u dede, guffy
Wednesday, April 01, 2009
paGi tertinggaL-diA salaH menilaikU
pagi pun tertinggal. matahari beranjak meninggalkannya, matahari menjulang, menjangkau biru langit nun di atas.
peluh mengalir di leherku. isu dampak global warming yang sejak dulu aku dengar di tv sekarang mulai terasa di kota ini. seingatku tahun lalu, cuaca tidak sekacau sekarang. panas yang menyengat kendati waktu masih pagi, hujan yang tiba-tiba mengguyur tanpa kabar sebelumnya. hmmm benar2 cuaca sulit diprediksi.
besandar di kursi merahku. kursi yang setiap hari aku duduki untuk bekerja, berkhayal ataupun ngobrol dengan teman2 dari dunia maya sampai dunia nyata.
ada yang menggayuti pikiranku. pukul 11.04 di monitor, hamper 12 jam aku mengucapkan istighfar dalam hati, namun aku merasa masih perlu melafalkannya demi untuk menemukan damai yang kucari.
resah. dia salah menilaiku, akhirnya aku sampai pada kesimpulan itu. awalnya aku tidak berpikir akan menyimpulkan seperti itu. tapi setelah melewati malam yang gelap dan dingin. setelah dia berkali bertanya tentang yang aku inginkan darinya, akhirnya aku berpikir demikian.
hmm, dia salah menilaiku. aku tidak pernah berharap apa-apa darinya. tidak berpikir sesuatu benda atau bentuk. sebuah kebersamaan sudah lebih dari cukup.
aku jadi bertanya, adakah yang lebih berharga dari pada sebuah kebersamaan? aku gamang. tidak ada tempat untuk bertanya. atau kalau ada, aku tidak yakin dia memberikan jawaban yang bisa membuat aku yakin.
matahari semakin jauh. pagi sudah benar-benar berlalu. kalimat istighfar masih dilafaskan lidahku. mana damai yang kucari? aku tidak ingin pikirannya tentang diriku melekat dalam hatinya. dia harus tahu sebuah ketulusan yang menjadi dasar kebersamaan ini. tapi bagaimana aku menyampaikannya tanpa menoreh lembut hatinya.
peluh mengalir di leherku. isu dampak global warming yang sejak dulu aku dengar di tv sekarang mulai terasa di kota ini. seingatku tahun lalu, cuaca tidak sekacau sekarang. panas yang menyengat kendati waktu masih pagi, hujan yang tiba-tiba mengguyur tanpa kabar sebelumnya. hmmm benar2 cuaca sulit diprediksi.
besandar di kursi merahku. kursi yang setiap hari aku duduki untuk bekerja, berkhayal ataupun ngobrol dengan teman2 dari dunia maya sampai dunia nyata.
ada yang menggayuti pikiranku. pukul 11.04 di monitor, hamper 12 jam aku mengucapkan istighfar dalam hati, namun aku merasa masih perlu melafalkannya demi untuk menemukan damai yang kucari.
resah. dia salah menilaiku, akhirnya aku sampai pada kesimpulan itu. awalnya aku tidak berpikir akan menyimpulkan seperti itu. tapi setelah melewati malam yang gelap dan dingin. setelah dia berkali bertanya tentang yang aku inginkan darinya, akhirnya aku berpikir demikian.
hmm, dia salah menilaiku. aku tidak pernah berharap apa-apa darinya. tidak berpikir sesuatu benda atau bentuk. sebuah kebersamaan sudah lebih dari cukup.
aku jadi bertanya, adakah yang lebih berharga dari pada sebuah kebersamaan? aku gamang. tidak ada tempat untuk bertanya. atau kalau ada, aku tidak yakin dia memberikan jawaban yang bisa membuat aku yakin.
matahari semakin jauh. pagi sudah benar-benar berlalu. kalimat istighfar masih dilafaskan lidahku. mana damai yang kucari? aku tidak ingin pikirannya tentang diriku melekat dalam hatinya. dia harus tahu sebuah ketulusan yang menjadi dasar kebersamaan ini. tapi bagaimana aku menyampaikannya tanpa menoreh lembut hatinya.
Subscribe to:
Posts (Atom)
Kunjungan Abang
Kepergian orang yang kau sayang senantiasa menyisakan duka meski kau tahu bahwa memang seperti itulah adanya. Dia harus pergi tanpa dapat di...
-
Sebenarnya aku ingin tegar laksana karang yang tak goyah meski di terpa ombak setiap detik, namun kembali niatku itu runtuh hari ini, sore t...
-
senin 2 Juli Pukul 8 tepat aku di simpul. Duduk di tempat biasa Nash duduk. Melakoni aktivitas yang sabtu kemarin masih dia lakoni. Hari per...