“Rindu……
Tuntunlah langkahnya untuk menemukan diriku yang berdiri mematung di tepi penantian!”
Mengerjapkan mataku…, membiarkan airnya merembes di pipi yang kian cekung. Bisik hatiku tadi, selalu mampu membuatku menangis, oh bukan menangis, tapi bisik itu selalu mampu menciptakan aliran anak sungai di bukit pipiku walaupun tanpa gemercik. Yach… airnya mengalir perlahan. Menuruni bukit2 pipiku.
(ketika rindu)
melepas pandang nun jauh, mencari bintang di balik kabut. bolehlah ia menjadi kisah, yang kututurkan lewat kataku. "a light of miracle"
Friday, December 04, 2009
Subscribe to:
Post Comments (Atom)
Kunjungan Abang
Kepergian orang yang kau sayang senantiasa menyisakan duka meski kau tahu bahwa memang seperti itulah adanya. Dia harus pergi tanpa dapat di...
-
Sebenarnya aku ingin tegar laksana karang yang tak goyah meski di terpa ombak setiap detik, namun kembali niatku itu runtuh hari ini, sore t...
-
senin 2 Juli Pukul 8 tepat aku di simpul. Duduk di tempat biasa Nash duduk. Melakoni aktivitas yang sabtu kemarin masih dia lakoni. Hari per...
No comments:
Post a Comment