Kubiarkan jendela (itu) terbuka setiap saat, agar mudah bagiku memandang ke sana.
Aku pernah melihatnya disana. Seperti matanya mencari sesuatu. Apakah dia mencariku? Mencari sosok yang sekian lama mendambanya..? Ah sebuah tanya yang tak pernah berani ku pinta jawabnya.
Suatu hari yang lain. Lewat jendela itu, kembali kulihat dirinya. Dia tak sendiri. Seseorang bersamanya. Mereka terlibat pembicaraan yang lama, dan kelihatan akrab. Ada sesuatu yang terjadi di relung hatiku. Terasa nyelekit... Siapakah yang bersamanya? Jadi dulu dia tak mencariku...? Walaupun dia berdiri di seberang jendelaku...? Pertanyan lain yang tak akan pernah kupinta jawabnya.
Aku benci jendela itu. Aku menutupnya... tak ingin membukanya lagi. Tak berani lagi aku melihat ke sana lewat jendela itu.
"Apa salah sang jendela?" Separuh bagian dalam diriku bertanya. Bagian yang menjadi korban ketika jendela tertutup. "Jendela tak pernah bergeming, tak berbisik, tak mempengaruhi... jadi apakah jendela yang salah jika dia telah bersama seseorang? Kamu benar2 menjadi buta," amuk separuh bagian dalam diriku.
Kupandang jendela yang sekian lama kututup. Tak ada dendam yang tergurat meski aku telah semena-mena padanya. "Baiklah aku membuka kembali jendela," ucapku sambil melepas kaitnya.
Angin menyapa lembut wajahku begitu aku membuka jendela lebar2. Dengan mengucap basmalah aku menatap kesana. Tak ada siapa-siapa. Tak ada dirinya berdiri sendiri ataupun berdua. Kupandang lebih jelas lagi. Benar, tak ada siapa-siapa
Resah...! Kemana dirinya? Mengapa tak di seberang jendelaku lagi? Ah mungkin hari ini sibuk. Mungkin sebentar sore dirinya datang.
Tapi sampai sore tiba dirinya tak juga datang. Aku menunggu. Hingga malam, dia tak datang juga. Kuputukan tak menutup jendela malam itu, agar mudah bagiku melihat kesana setiap saat.
Aku lupa kapan aku tidur. Aku bangun saat merasakan panas yang lembut di wajahku. Ah sinar matahari yang masuk lewat jendela itu. Aku melompat mendekat ke jendela, dan.... ah dia belum juga ada disana.
Sebuah jendela.... biarkanlah terbuka agar mudah bagiku melihat kesana setiap saat. Agar mudah bagiku melihat dia... tak peduli dia sendiri atau sedang berdua... aku hanya ingin melihat dia...
melepas pandang nun jauh, mencari bintang di balik kabut. bolehlah ia menjadi kisah, yang kututurkan lewat kataku. "a light of miracle"
Subscribe to:
Post Comments (Atom)
Kunjungan Abang
Kepergian orang yang kau sayang senantiasa menyisakan duka meski kau tahu bahwa memang seperti itulah adanya. Dia harus pergi tanpa dapat di...
-
Sebenarnya aku ingin tegar laksana karang yang tak goyah meski di terpa ombak setiap detik, namun kembali niatku itu runtuh hari ini, sore t...
-
senin 2 Juli Pukul 8 tepat aku di simpul. Duduk di tempat biasa Nash duduk. Melakoni aktivitas yang sabtu kemarin masih dia lakoni. Hari per...
No comments:
Post a Comment