Apa alasan utama orang mengunjungi
kafe?
Menurutku, yang pertama karena lapar
dan ingin makan dalam suasana santai, boleh juga karena ada janji dengan teman
dan ingin ngobrol dengan suasana yang lebih rileks. Mungkin karena lagi suntuk
di rumah. Pernahkah terpikirkan kita ke kafe karena ingin berbagi?
Ada satu
terobosan baru yang kudapatkan ketika nongkrong di kafe yang dikelola ponakan
waktu pulang kampung kemarin. Dan itu cukup menjadi alasan untuk memberinya
acungan jempol. Bermula dari kaleng kecil yang ada di mejaku. Awalnya aku tidak
begitu memperhatikan kaleng apa, untuk apa. Sembari ngobrol dan menikmati hidangan,
mataku kemudian fokus pada kaleng tersebut. Dan aku membaca tulisan Sedekah Dhuafa.
Spontan aku
mengambil kaleng tersebut dan mengamati semua tulisannya. Sedekah Dhuafa, pundi
sedekah, bukan pundi biasa, ayo sedekah dan lain-lain, tulisan yang intinya
mengajak kita untuk berbagi. Lalu aku mendengar gemerincing saat menggoyangkan
kaleng. Berarti di dalamnya ada koin lebih dari satu. Mungkin banyak, karena
kalengnya terasa agak berat. Serta merta aku menyapu pandang meja-meja di kafe
tersebut. Ternyata di setiap meja ada satu celengan yang serupa dengan yang
kupegang.
Aku berdecak
kagum. Ini salah satu terobosan yang baru. Atau mungkin aku yang jarang ke
kafe? Entahlah. Tapi dari sekian banyak kafe yang telah aku kunjungi, baru di
sinilah aku mendapatkan celengan buat bersedekah yang diletakkan di semua meja.
Biasanya hanya ada kotak amal yang diletakkan di dekat pintu masuk ataupun di
dekat kasir.
Ini sebuah
langkah yang bagus, yang memudahkan kita untuk melakukan kebaikan. Walaupun mungkin
nilainya kecil, tapi bukankah kebaikan yang kita lakukan tidak diukur dari
besar dan kecilnya?
Terkadang mungkin
kita ingin berbagi ( memberi bantuan/ sumbangan) tapi terkendala karena tidak
tahu mau masukkan di mana, atau malu karena jumlahnya tidak seberapa. Dengan adanya
kaleng celengan di meja-meja kafe ini bisa mengatasi hal tersebut.
Menurut Wawan,
sang ponakan, kaleng-kaleng itu diambil sekali sebulan oleh pengelolalnya,
ditukar dengan kaleng baru.
Terkadang dalam
membayar, ada pelanggan kafe yang tidak mengambil kembalian uangnya dan oleh
kasir di kafe tersebut dimasukkan ke dalam kaleng. Dan bisa jadi saat pelanggan
duduk menikmati pesanan tangannya tergerak juga untuk memasukkan lembaran
rupiah ataupun koin rupiah.
Ayo berbagi,
ayo ke Green Cafe, Jalan Sukawati Watampone
Ayo berbagi,
ayo ke Green Cafe, Jalan Sukawati Watampone
No comments:
Post a Comment