Tumpukan kertas tidak juga berkurang dari atas meja. Beberapa catatan kecil yang hampir lusuh masih kupertahankan di atas meja. Data-datanya masih kubutuhkan. Namun aku belum bisa merampungkan pekerjaan yang telah memasuki hari ketiga kugeluti. Semakin aku ingin menyelesaikannya, semakin rasa malas menderaku. Sementara batas penyetoran laporan juga semakin mendesak.
Aku menghela nafas panjang. Gelas biru di sisi kanan laptop kemudian menjadi sasaran. Kureguk airnya hingga tersisa seperempat. Aku sedang berusaha mencari inspirasi dari tegukanku tadi. Inspirasi untuk merampungkan pekerjaan ini.
Bukannya dapat berkonsentrasi, fikiranku malah melanglang buana kemana-mana. Pengalaman-pengalaman gembira dan sedih silih berganti. Membuat mukaku berubah-ubah dari senyum ke mesem bahkan meringis. Setiap peristiwa itu kurasa membuatku menjadi lebih baik. Ya mungkin hanya perasaanku saja, tapi sedapat mungkin dari peristiwa-peristiwa itu dapat membuatku mengambil satu pelajaran.
Mungkin menjadi lebih sabar, lebih nrimo atau mungkin lebih tidak sabar. Intinya semua peristiwa membawa perubahan.
Satu hal yang sangat besar kurasakan bahwa akhir-akhir ini, semakin banyak nama yang mesti kusebut dalam setiap doaku. Bukan karena permintaan orang-orang tersebut, tapi ini adalah semata kesadaran sendiri.
Dari bacaan-bacaan kutemukan bahwa sedekah menjadi hal penting dalam hidup. Ini salah satu cara untuk membuat kita lebih mudah menjalani kehidupan. Sedekah senyum dapat dengan mudah kuberikan kepada orang-orang di sekitarku. Lalu terpikirkan, bagaimana dengan orang-orang yang jauh. Yang untuk bertemu mereka kadang berbilang bulan. Lalu aku menemukan bahwa doa adalah hal yang juga dapat kusedekahkan kepada mereka.
Ada berapa nama dalam doamu? Ada banyak. Ada banyak nama yang rasanya enggan untuk tidak kusebut, memohonkan petunjuk keselamatan dan rezeki buat mereka.
No comments:
Post a Comment