Thursday, June 27, 2024

Kunjungan Abang

Kepergian orang yang kau sayang senantiasa menyisakan duka meski kau tahu bahwa memang seperti itulah adanya. Dia harus pergi tanpa dapat ditawar. Tak dapat dipercepat atau diperlambat. Bukankah kematian adalah ketentuan-Nya? 

Maka bersedihlah sewajarnya atas kepergian yang diantar dengan tangis. Yang menghadirkan sepi setelahnya. Sepi yang sangat dalam. Belajarlah ikhlas meski guratan luka kerap mencuat dipermukaan hatimu.

Catatan untuk Abangku tersayang, Sudirman Made.

Selasa malam, 25 Juni 2024, badan terasa sangat pegal. Aku rebahan sembari membaca novel. Membaca ibarat pengantar tidur bagiku. Seringkali aku jatuh tertidur saat membaca. Akupun tertidur tanpa sempat mematikan lampu.

 Sekira pukul 12 malam, aku terjaga. Aku meraih ponsel yang terletak di atas lemari kecil yang ada di dekat pintu kamar. Ternyata sebelum tidur tadi aku mencharger ponsel. Respek tanganku membuka gallery poto. Aku menggulir tombol sampai aku menemukan poto Abang.

Kupandangi poto itu, lama. Bahkan akupun mencium layar ponsel. Aku sangat rindu pada Abang. Satu bulan 2 minggu dia berpindah dunia. Dan rasanya masih aneh ketika mengingat bahwa dunia kami telah berbeda.

 Aku mencoba tidur sambil merapatkan ponsel di dadaku.

 10 menit berlalu, aku tidak dapat tidur. Mataku malah menolak untuk dipejamkan. Aku Kembali memandangi poto Abang. Lalu aku bangun, duduk sambil tetap menatap layar ponsel. Ada banyak poto kami ber-4. Kakak, Abang, Aku dan Adikku. Ahhh mataku basah.

 Tiba-tiba aku merasa bahwa Abang datang. Abang ada di rumah. Kurasa dia sedang duduk di teras sembari menghisap rokoknya. Ahh, mataku mengerjap. Dadaku terasa perih. Sakit sekali kehilangan orang yang disayangi, tapi ini adalah sakit yang harus aku terima. Tidak mungkin aku bertanya kepada Tuhan perihal kematian Abang. Seperti itulah takdirnya.

 Aku menghela nafas panjang. Menghapus air mataku dengan punggung tangan, lalu menata hati. Ah mungkin Abang juga rindu padaku. Mungkin Abang menagih doa dengan caranya. Aku lalu berdoa untuknya. Tulus dari hatiku.

***

Aku masih merasa bahwa ini adalah mimpi. Namun, aku melihat dengan jelas, Rabu 8 Mei 2024, keluarga, sahabat dan kerabat memasukkan dirimu ke sebuah lubang. Lalu mereka bersegera menutup lubang itu dengan tanah. Sekian menit, aku tak dapat lagi melihatmu. Aku menangis. Aku menangis. Aku menangis.

No comments:

Kunjungan Abang

Kepergian orang yang kau sayang senantiasa menyisakan duka meski kau tahu bahwa memang seperti itulah adanya. Dia harus pergi tanpa dapat di...